-
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sabtu, 31 Maret 2012

teori Donald E. Super

BAB  I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling banyak masalah konseli yang salah satunya berkaitan dengan masalah karir, yang mana karir ini dijalankan seorang individu selama rentang hidupnya. Dengan ini agar pencapaian kompetensi siswa yang optimal diperlukan suatu layanan, bantuan, atau pendekatan terhadap siswa untuk memecahkan masalah karir, memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
Dan dengan itulah muncullah teori-teori tentang karir yang  diantaranya menjelaskan tentang bagaimana menentukan karir dan tahap-tahap perkembangan karir. Dan dengan teori-teori ini bisa membantu seorang konselor agar dalam melakukan bimbingan karir tidak hanya mengacu pada aspek pengetahuannya saja.
Dan dengan ini kelompok kami mengangkat tentang salah satu teori karir yaitu teori Donald E. Super.

B.     Rumusan Masalah

1.        Apa itu pengertian teori Donald E. Super dan mengapa teori super dijadikan dasar bagi rentang hidup ?
2.        Apa peran hidup yang utama dalam teori super ?
3.        Apa saja tahap perkembangan pada teori super ?
4.        Apa definisi dari kematangan karir dan apa saja indikator-indikator dari kematangan karir dari teori super ?


BAB II
PEMBAHASAN


1.        Pengertian dan beberapa alasan teori super dijadikan dasar bagi teori rentang hidup

Teori rentang hidup (life spam)  dari Donald E. Super adalah teori yang menitikberatkan pada proses perkembangan karir, yang berfokus pada pertumbuhan dan arah dari sejumlah persoalan karir individu sepanjang rentang hidupnya.
Pendekatan teori rentang hidup banyak didasari oleh hasil analisis Donald E. Super. Bebrapa alasan teori super dijadikan dasar bagi teori rentang hidup adalah sebagai berikut :
1.        Teori perkembangan super adalah salah satu dari teori yang menggambarkan sebagian kecil rentangan hidup.
2.        Ada beberapa teori rentang hidup yang kemudian dikembangkan oleh super menjadi suatu bentuk yang valid dalam teorinya disertai instrumen yang dapat digunakan dalam konseling.
3.        Banyak penelitian yang dihubungkan dengan konseling dari teori perkembangan super.
4.        Bebrapa karakter dan faktor dari teori perkembangan karir banyak memiliki kemiripan.

2.      Peran hidup utama

Konsep yang dikembangkan dalam super teori super salah satunya adalah konsep tentang rentang hidup (life roles). Super mendeskripsikan pada 6 peran hidup yang utama :
1.      Anak-anak (child)
2.      Pelajar (student)
3.      Aktifitas waktu luang (leisure)
4.      Warga masyarakat (citizen)
5.      Pekerja (worker)
6.      Peran dalam keluarga (liomemaker).

Peran aktivitas pada waktu luang, pelajar dan anak-anak merupakan informasi yang penting bagi anak-anak, sedangkan peran pekerja, warga masyarakat, dan rumah tangga (dalam konsep tanggung jawab masing-masing peran) sangatlah minim. Baru pada tahap remaja, peran warga masyarakat dan pekerja dapat menjadi peran penting, tetapi tetap dalam batas-batas tertentu.


3.        Tahap perkembangan pada teori super
            Berdasarkan 12 proposisi tersebut, Super (Osipow, 1983 : 157; Manrihu, 1986 : 27 – 29) membagi tahap perkembangan karir menjadi lima tahapan berikut :
1)        Tahap perkembangan (growth) dari lahir sampai usia + 15 tahun, yakni anak mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan kebutuhan-kebutuhannya yang dipadukan dalam struktur konsep diri (self concept structure).  Kosep diri tersebut berkembang melalui proses identifikasi terhadap sosok kunci (key figures) di lingkungan keluarga dan sekolah. Tahap pertumbuhan terdiri dari tiga subtahap, yaitu :
a)      Fantasi (4-10 tahun) yang ditandai dengan dominannya aspek kebutuhan akan rasa keingintahuan (coriousity).
b)      Minat (11-12 tahun) yang ditandai dengan tumbuhnya rasa senang sebagai determinan utama dari aspirasi dan aktivitas.
c)      Kapasitas (13-14 tahun) yang ditandai dengan pertimbangan bertambahnya bobot kemampuan, persyaratan, dan latihan karir.
2)        Tahap eksplorasi (eksploration) dari usia 15-24 tahun, yakni ketika individu memikirkan berbagai alternatif karir, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. Pada tahap ini individu mulai melakukan penelaahan diri (self examination), mencoba berbagai peranan, serta melakukan penjelajahan pekerjaan atau jabatan baik di sekolah, pada waktu senggang, ataupun melalui sistem magang. Tahap ini meliputi tiga sub subtahap berikut.
a)         Tentatif (15-17 tahun) yang ditandai dengan mulai dipertimbang-kannya aspek-aspek kebutuhan, minat, kapasitas, nilai-nilai dan kesempatan secara menyeluruh. Pilihan pada masa tentatif ini mulai diusahakan untuk keluar dari gantasi, baik melalui diskusi, bekerjas maupun aktivitas lainnya.
b)        Transisi (18-21 tahun)yang ditandai dengan menonjolnya pertimbangan yang lebih realistis untuk memasuki dunia kerja atau latihan profesional serta berusaha mengimplementasikan konsep diri.
c)         Mencoba (trial) dengan sedikit latihan komitmen (22-24 tahun) ditandai dengan mulai ditemukannya lahan atau lapangan pekerjaan yang sangat potensial.
3)      Tahap pemantapan / pendirian (establishment) dari usia 25 sampai 44 tahun yang bercirikan usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalaman-pengalaman selama menjalani karir tertentu. Pada tahap ini individu sudah memiliki bidang yang cocok, serta berusaha memantapkan kedudukannya secara permanen dalam suatu bidang. Pada awalnya mungkin sedikit mencoba-coba terutama pada suatu profesi. Tahap pemantapan terdiri atas dua sub tahap berikut.
a)         Mencoba dengan komitmen yang bersifat stabil (25-30 tahun)  yang ditandai dengan berbagai dugaan tentang kurang memuaskannya lapangan pekerjaan tertentu. Pada tahap ini kemungkinan perubahan terjadi  satu atau dua bidang pekerjaan dan biasanya diakhiri dengan ditemukannya satu bidang pekerjaan yang mantap.
b)        Lanjutan (advancement) (31-44 tahun yang ditandai dengan semakin jelasnya pola karir serta usaha-usaha yang mengarah pada pemantapan dan pengamanan posisi dalam bidang tersebut. Bagi kebanyakan orang tahap ini merupakan tahap-tahap kreatif. Bagi kebanyakan orang, tahap ini merupakan tahap-tahap kreatif.
4)      Tahap Pemeliharaan (44-46 Tahun), yakni orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri, menikmati dan memaknai karir yang sedang dijalaninya.
5)      Tahap kemunduran (decline) dari usia 65 tahun ke atas yakni ketika individu memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya. Peranan baru segera dikembangkan terutama memilih penerus. Tahap kemunduran terdiri atas dua subtahap berikut :
a)         Perlambatan (65-70 tahun) yang ditandai dengan kelelahan sebagai pekerja, langkah kerja yang berkurang, pelaksanaan tugas kerja yang tidak penuh, serta mulai berkurangnya kapasitas kerja. Hampir kebanyakan individu menemukan pekerjaan paruh waktu untuk menggantikan pekerjaan utamanya.
b)        Pengunduran diri (retirement) (17 tahun ke atas) yang itandai dengan menyerahkan atau mewariskan “kekuasaan” kepada generasi penerus. Secara umum yang terjadi pada masa ini berakhir dengan beberapa kemungkinan – beberapa orang mampu menerimanya dengan hidup menyenangkan; beberapa yang lainnya berakhir dengan hidup kekecewaan dan kesulitan, kemudian sisanya berakhir dengan kematian.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jawaban yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karir

4.        Definisi kematangan karir dan  indikator-indikator dari kematangan karir remaja dari teori super

Kematangan karir (career maturity) didefinisikan sebagai kesesuaian antara perilaku karir individu dengan perilaku karir yang diharapkan pada usia tertentu pada setiap tahap.
Kematangan karir remaja dapat diukur dari dimilikinya indikator-indikator kematangan karir sebagai berikut.

Pertama, aspek perencanaan karir (career planing). Aspek ini meliputi indikator-indikator berikut :
1.        Mempelajari informasi karir
2.        Membicarakan karir dengan orang dewasa
3.        Mengikuti pendidikan tambahan (kursus) untuk menambah pengetahuan tentang keputusan karir.
4.        Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler
5.        Mengikuti pelatihan-pelatihan berkaitan dengan pekerjaan yang diinginkan.
6.        Mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan
7.        Mengetahui persyaratan pendidik untuk pekerjaan
8.        Dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat sekolah
9.        Mengetahui cara dan kesempatan memasuki dunia kerja yang diinginkan
10.    Mampu mengatur waktu luang secara efektif.
Kedua, aspek eksplorasi karir (career exploration). Aspek ini men cakup indikator-indikator :
1.      Berusaha menggali dan mencari informasi karir dari berbagai sumber (guru BK, orang tua, orang yang sukses, dsb)
2.      Memiliki pengetahuan tentang potensi diri diantaranya bakat, minat, intelegensi, kepribadian.
3.      Memiliki cukup banyak informasi karir.
ketiga, pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making). Aspek ini terdiri dari indikator-indikator berikut :
1.        Mengetahui cara-cara membuat keputusan karir
2.        Mengatahui langkah-langkah dalam membuat keputusan karir
3.        Mempelajari cara orang lain membuat keputusan karir
4.        Menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir.
Keempat, pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja (world of work information. Konsep ini memilki 2 komponen dasar, yaitu : pertama, berhubungan dengan  tugas perkembangan ketika individu harus mengetahui minat dan kemampuan dirinya, mengetahui cara mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya dan mengetahui alsan orang lain berganti pekerjaan. Kedua, konsep yang berkaitan dengan pegetahuan tentang tugas-tugas pekerjaan dalam satu vokasional dan perilaku-perilaku dalam bekerja.
Kelima, aspek pengetahuan tentang kelopok pekerjaan yang lebih disukai (knowladge of prifarred ocupational group). Aspek ini terdiri dari indikator-indikator berikut :
1.        Memahami dari tugas yang diinginkan
2.        Mengetahui sarana yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan
3.        Mengetahui persyaratan fisik dan psikologi dari pekerjaan yang dilakukan
4.        Mengetahui minat-minat dan alasan-alasan yang tepat dalam pekerjaan
Keenam, aspek realisme keputusan karir (realisme). Aspek ini terdiri dari indikator berikut :
1.        Memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan pilihan karir yang diinginkan
2.        Mampu melihat faktor-faktor yang akan mendukung atau menghambat karir yang diinginkan
3.        Mampu melihat kesempatan yang ada berkaitan dengan pilihan karir yang dinginkan
4.        Mampu memilih salah satu alternatif pekerjaan
5.        Dapat mengembangkan kebiasaan belajar dan bekerja secara efektif
Ketujuh, orientasi karir (career orientation). Didefinisikan sebagai skor total dari :
1.        Sikap terhadap karir
2.        Keterampilan membuat keputusan karir
3.        Informasi dunia kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar